Showing posts with label Knowledge. Show all posts
Showing posts with label Knowledge. Show all posts

Monday, May 30, 2016

MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA

MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum)






Oleh
Indah Dewi Saputri
1414121109


















LABORATORIUM ILMU PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015




I.                   PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup dan interaksi di dalamnya. Adapun makhluk hidup yang terdiri dari banyak organisme baik yang kasat mata maupun yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata. Cabang ilmu biologi seperti sitologi, mikrobiologi, dan anatomi dipelajari melalui pengamatan objek yang kecil. Pengamatan mikroskopis seperti sel dan bakteri tidak dapat diamati melalui mata telanjang. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat yang dapat melihat objek-objek mikroskopis seperti mikroskop.

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) yang mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo) yang memiliki pembesaran 7 hingga 30 kali. Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop elektron sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya (Tim Pengajar, 2014).



Banyaknya mahasiswa yang masih belum paham dengan penggunaan dan fungsi bagian-bagian mikroskop sehingga kegiatan praktikum ini diadakan sebagai sarana pemahaman mahasiswa tentang tata cara penggunaan mikroskop. Disamping itu penggunaan mikroskop akan menjadi ilmu dasar bagi mahasiswa biologi untuk menunjang praktikum selanjutnya.

  1.2              Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
        1.      Untuk melatih mahasiswa agar dapat mengamati objek pengamatan menggunakan mikroskop.
        2.      Mengetahui bagian bagian mikroskop dan cara penggunaannya.
        3.      Mengetahui perbedaan mikroskop majemuk dan Stereo.




II.                METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1              Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Mikroskop majemuk, mikroskop stereo, jarum pentul, cawan petri,  dan kaca preparat.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah : air, semut, dan jamur Tricoderma sp.
2.2              Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

     A.    Mengamati Jamur Trikoderma sp.

1.      Mikroskop dihubungkan dengan arus listrik kemudian dihidupkan tombol on nya
2.      Objek yang akan diamati disiapkan.
3.      Kaca preparat disiapkan beserta coverglass dan jarum pentul.
4.      Air diteteskan di atas kaca preparat.
5.      Biakan diambil menggunakan jarum pentul, lalu dimasukkan ke dalam tetesan air tadi.
6.      Kaca preparat ditutup menggunakan coverglass.
7.      Kaca preparat diletakkan di meja preparat, kemudian di atur posisi objeknya. Dipilih pembesarannya, dinaik turunkan sampai menemukan bayangan. 
8.      Diatur dengan sekrup halus.
9.      Diamati.



      B.     Mengamati Semut

1.    Mikroskop dihubungkan dengan arus listrik kemudian dihidupkan tombol on nya
2.    Objek yang akan diamati disiapkan.
3.    Semut diambil, kemudia diletakkan di atas cawan petri.
4.    kemudian di atur posisi objeknya dan dipilih pembesarannya.
5.    Diamati.





III.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1              Hasil Pengamatan

Setelah melakukan percobaan, berikut hasil pengamatan yang dapat kami sampaikan :
NO
GAMBAR
KETERANGAN
1.


Jamur Tricoderma sp, dilihat dengan pembesaran 40 kali. Gambar hanya terlihat 2 dimensi karena menggunakan mikroskop majemuk.
2.

Semut, dilihat menggunakan mikroskop stereo. Gambar tampak 3 dimensi.


           3.2              Pembahasan

      A.    Pengertian Mikroskop
Mikroskop merupakan alat terpenting dalam sitologi yaitu bidang yang mempelajari struktur sel. Namun sekadar menjelaskan beraneka ragam organel dan struktur-struktur lainnya dalam sel hanya bisa sedikit mengungkapkan fungsinya. Mikroskop pertama kali digunakan oleh ilmuwan zaman renaisans, adalah mikroskop cahaya. Dalam mikroskop cahaya , cahaya tampak diteruskan


melalui spesimen dan melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau ke layar video (Campbell, 2008).
Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur dari benda-benda kecil. Ada 2 prinsip dasar yang berbeda untuk mikroskop, yaitu mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi dan mikroskop stereo.(Tim Pengajar,2004)

Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, tebalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula (Yazhid, 2013).

     B.     Macam Macam Mikroskop

Ada beberapa jenis mikroskop dimana mikroskop ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing yaitu :
1.      Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan p[embesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Macam –macam mikroskop elektron:
·         *      Mikroskop transmisi elektron (TEM)
·         *      Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
·         *      Mikroskop pemindai electron
·         *      Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
·         *      Mikroskop refleksi elektron (REM)

2.      Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif.

Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandinhkan denan mikroskop cahaya ssehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebbbbbbbal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya 3 kali, sehingga prbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan focus objek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokos.

3.      Mikroskop Fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya yaitu tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus chaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit.. apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang tidak diwwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti.

Hubungan ini tidak dapaat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dngan demikian nucleus (dan unsure lain0 yang sejauh ini tak dapap dilihat menjadi dpat dilihat

4.      Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Paada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain.

Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin dataar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari.

Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.Lensa okuler, merupakan lensa likrskop yang terdpat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali.Lensa kondensor berfungsi untukk mendukung terciptanya pencahayaan padda objek yang akan difokus, sehinga pengaturrnnya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfatjika daya pisah mikroskop kurang baik.

5.      Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai dengan pewarna pendar.

6.      Mikroskop medan-gelap
Mikroskop medan gelapdigunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.

7.      Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadium. Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh nata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya9photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari (Yazhid, 2013).

      C.     Bagian Bagian Mikroskop

      1.      Diafragma, Kondensor, Meja Preparat, dan Kaki Mikroskop

Diagfragma, berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Sendi inklinasi (pengetur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop (Campbell, 2008).

Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor. Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang. Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa okuler( Handika, 2013).

      2.      Lensa Okuler, dan Lensa Objektif

Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x (Handika, 2013).

     D.    Perbedaan Mikroskop Majemuk dan Mikroskop Stereo

Mikroskop cahaya juga disebut mikroskop optik. Ini juga merupakan jenis mikroskop senyawa yang digunakan untuk melihat mikroorganisme. Mikroskop cahaya memiliki lensa yang berbeda yang membantu memperbesar gambar dari mikroorganisme atau spesimen dimuat di atas panggung. Para eyepieces memiliki kekuatan perbesaran 10x atau 16x. Para mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang digunakan dalam anatomi dan fisiologi untuk mengamati binatang kecil, tanaman, sampel logam, dan mikroorganisme seperti bakteri secara rinci. Mikroskop cahaya dapat memperbesar spesimen tentang 1500x dan digunakan dalam banyak bidang biologi, anatomi dan fisiologi.

Mikroskop ini menggunakan cahaya tampak dan sistem lensa untuk memperbesar gambar manifold sampel. Jenis dasar dari mikroskop optik atau cahaya sangat sederhana. Namun, desain yang kompleks telah diciptakan yang membantu memberikan resolusi gambar yang lebih baik. Dengan demikian, mikroskop cahaya telah dibagi menjadi dua konfigurasi yang berbeda: mikroskop sederhana (satu lensa) dan mikroskop majemuk.

Sedangkan, Membedah mikroskop atau stereo mikroskop memiliki kekuatan perbesaran rendah. Ini juga adalah jenis mikroskop cahaya yang membantu dalam mengamati spesimen yang sedikit lebih besar dalam ukuran. Ini berisi dua jalur optik yang berada di sudut yang berbeda dan membantu pengguna melihat spesimen dalam tiga dimensi. Mikroskop bedah adalah jenis mikroskop yang digunakan dalam anatomi dan fisiologi untuk melaksanakan mikro, diseksi, perbaikan baik, penyortiran serta forensik. Keuntungan dari mikroskop adalah bahwa hal itu dapat digunakan pada sampel hidup tetapi memiliki daya perbesaran rendah ( Anonim, 2013).



IV.             KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :

       1.      Mikroskop dapat digunakan untuk melihat benda-benda kecil yang tidak kasat mata.
       2.      Mikroskop memiliki komponen sebagai berikut: Lensa Okuler, Lensa objektif, Meja preparat,      Kondensor, Diafragma, Cermin, Kaki , Pegangan, dan sekrup.
       3.      Mikroskop stereo dapat mengamati objek dalam bentuk 2 dimensi dengan satu sumber cahaya, sedangkan mikroskop Majemuk dapat mengamati objek dalam bentuk 3 dimensi dengan dua sumber cahaya
       4 .      Mikroskop memiliki banyak jenis, namun yang sering dipakai di laboratorium mikrobiologi adalah mikroskop majemuk dan mikroskop stereo.
       5.      Mikroskop mempunyai beberapa macam jenis diantaranya yaitu . Mikroskop Cahaya, electron, medan gelap, fase kontras, pender, sederhana dll.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Jenis Mikroskop dan Penggunaannya. http://www.biologi-sel.com/2013/03/jenis-mikroskop-dan-penggunaannya.html. . Diakses pada tanggal 28 April 2015 pukul 15.00 WIB.

Campbell. 2008 .Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Handika, W. 2013. Laporan Praktikum Biologi Mikroskop. http://wulanhandika09.blogspot.com/2013/03/laporan-praktikum-biologi-mikroskop.html. Diakses pada tanggal 28 April 2015 pukul 15.00 WIB.

Tim Pengajar Biologi Dasar UNDIP .2004. Petunjuk Praktikum Biologi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Tim Pengajar. 2014.Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Yazhid. 2013. Makalah Mikroskop. http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/04/makalah-mikroskop.html. Diakses pada tanggal 28 April 2015 pukul 15.00 WIB.




Sunday, May 29, 2016

WERENG COKLAT (Nilaparvata lugens) SEBAGAI HAMA PENTING TANAMAN PADI DAN PENGENDALIANNYA

(Makalah Pengendalian Hama Tanaman)






Oleh
Indah Dewi Saputri
1414121109














JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015




I.                   PENDAHULUAN


           1.1              Latar Belakang

Berbicara tentang upaya untuk meningkatkan hasil produksi, baik pada tanaman pangan, hortikultura ataupun perkebunan, tidak akan lepas dari pengendalian hama sebagai organisme pengganggu tanaman yang dapat mengurangi kualitas maupun kuantitas hasil panen. Maka dari itu penelitian mengenai pengendalian hama masih terus dilakukan sampai saat ini. Akhir-akhir ini Indonesia telah melakukan upaya dalam meningkatkan produksi tanaman padi yang merupakan tanaman pangan utama di Indonesia sebagai upaya untuk mengimbangi kebutuhan konsumsi beras yang semakin meningkat.

Hama dan penyakit padi merupakan salah satu cekaman biotik yang menyebabkan senjang hasil antara potensi hasil dan hasil aktual, dan juga menyebabkan produksi tidak stabil. Di Asia Tenggara hasil padi rata-rata 3,3 ton/ha, padahal hasil yang bisa dicapai 5,6 ton/ha. Di Indonesia, potensi hasil varietas padi yang dilepas berkisar antara 5-9 ton/ha ( Suprihanto, 2006), sementara hasil nasional baru mencapai rata-rata 4,32 ton/ha (BPS, 2001).

Luas serangan hama dan penyakit padi berdasarkan kompilasi dari statistik pertanian IV (SP IV 2006) oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir adalah tikus 152.638 ha/tahun, penggerek batang 89.048 ha/tahun, wereng coklat 26.542 ha/tahun, penyakit hawar daun bakteri 28.808 ha/tahun, tungro 13.327 ha/tahun, dan blas 9674 ha/tahun. Estimasi kehilangan hasil padi oleh hama dan penyakit utama mencapai 212.948 t GKP/musim tanam. Oleh sebab itu, keenam hama dan penyakit penting ini perlu mendapatkan prioritas penanganan. Kehilangan hasil tersebut jauh lebih rendah


dari estimasi  hasil survey di daerah tropis Asia yang memperkirakan mencapai 37% (IRRI, 2002).

            1.2              Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
        1.    Mengetahui hama wereng coklat sebagai hama penting tanaman padi
         2.    Mengetahui pengendaliannya.


II.                PEMBAHASAN

2.1 Wereng Coklat (Nilaparvata lugens)

Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) adalah salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia. Berdasarkan catatan yang ada wereng coklat diketahui sudah menyerang tanaman padi sejak tahun 1931 pada lahan sawah di daerah Dramaga Bogor. Serangan wereng coklat secara luas terjadi pada tahun 1976/1977, dimana hampir seluruh wilayah  Indonesia dilaporkan terjadi serangan hama ini. Selanjutnya dilaporkan pada tahun 1982/1983 terjadi lagi ledakan wereng coklat disertai dengan munculnya wereng coklat biotipe 3 dan biotipe Sumatra Utara

Wereng coklat merupakan hama tanaman padi yang paling berbahaya dibandingkan dengan hama lainnya. Hal itu disebabkan wereng coklat mempunyai sifat plastis, yaitu mudah beradaptasi pada keadaan atau kondisi lingkungan baru. Disamping itu wereng coklat juga merupakan vektor (penular) virus penyakit kerdil rumput (grassy stunt) dan kerdil hampa (ragged stunt). Di Indonesia Wereng Coklat tersebar luas hampir di seluruh kepulauan, kecuali di daerah Maluku dan Papua.

Klasifikasi:
Ordo                : Homoptera
Sub Ordo        : Auchenorrhyncha
Famili              : Delphacidae
Genus              : Nilaparvata
Species            : Nilaparvata luges Stal

Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) adalah serangga penghisap cairan tanaman yang berwarna kecoklatan. Panjang tubuh 2 - 4,4 mm. Serangga dewasa mempunyai 2 bentuk, yaitu bersayap pendek (brakhiptera) dan bersayap panjang


(makroptera). Serangga makroptera mempunyai kemampuan untuk terbang, sehingga dapat bermigrasi cukup jauh. Wereng coklat adalah serangga monofag, inangnya terbatas pada padi dan padi liar (Oryza parennis dan Oryza spontanea). Wereng Coklat berkembang biak secara  seksual, siklus hidupnya relatif pendek. Masa peneluran 3-4 hari untuk wereng bersayap pendek (brakhiptera) dan 3-8 hari untuk bersayap panjang (makroptera). Tingkat perkembangan wereng betina dapat dibagi ke dalam masa peneluran 2-8 hari, masa bertelur 9-23 hari. Masa peneluran dapat berlangsung dari beberapa jam sampai 3 hari. Sedangkan masa pra-dewasa adalah 19-23 hari. Telur diletakkan berkelompok dalam pangkal pelepah daun, tetapi bila populasi tinggi telur diletakkan pada ujung pelepah daun dan tulang

Jumlah telur yang diletakkan serangga dewasa sangat beragam, dalam satu kelompok antara 3-21 butir. Seekor wereng betina selama hidupnya menghasilkan telur antara 270 902 butir yang terdiri atas 76-142 kelompok. Telur menetas antara 7-11 hari dengan rata-rata 9 hari. Metamorfosis wereng coklat sederhana atau bertingkat (hetero-metabola). Serangga muda yang menetas dari telur disebut nimfa, makanannya sama dengan induknya. Nimfa mengalami pergantian kulit (instar), rata-rata untuk menyelesaikan stadium nimfa adalah 12,8 hari. Lamanya waktu untuk menyelesaikan stadium nimfa beragam tergantung Nimfa dapat berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa. Bentuk pertama adalah bersayap panjang (makroptera) dengan sayap belakang normal, bentuk kedua adalah bersayap kerdil (brakhiptera) dengan sayap belakang tidak normal. Umumnya wereng brakhiptera bertubuh lebih besar, mempunyai tungkai dan peletak telur lebih panjang. Kemunculan makroptera lebih banyak pada tanaman tua daripada tanaman muda, dan lebih banyak pada tanaman setengah rusak daripada tanaman sehat.



Pada tahap permulaan wereng datang pada pertanaman padi yang sudah mulai tumbuh yaitu pada umur 15 hari setelah tanam atau pada umur 10-20 hari setelah tanam. Di daerah beriklim sedang, pada awalnya populasi wereng coklat rendah, kemudian berkembang dengan cepat. Perkembangan populasi wereng juga tergantung pada inangnya (varietas) padi yang cocok untuk perkembangannya. Dilapangan wereng coklat bergerak dari tanaman satu ke tanaman lainnya. Pergerakan dilakukan oleh wereng makroptera. Gerakan penyebaran ini menunjukkan adanya wereng coklat yang meninggalkan tanaman tua atau menyebar pada akhir generasi ke-3 menuju tanaman muda. Sebenarnya wereng coklat sudah mulai menyebar pada generasi ke-2 dan mencapai puncaknya pada generasi ke-3.

Kerusakan tanaman yang ditimbulkan akibat serangan wereng coklat bisa serius. Serangan 1 dan 4 ekor wereng coklat per batang pada periode anakan selama 30 hari dapat menurunkan hasil 35% dan 77%. Serangan 1 dan 4 ekor wereng coklat perbatang pada masa bunting selama 30 hari dapat menurunkan hasil berturut-turut 20 % dan 37%. Serangan 4 ekor wereng coklat per batang pada masa pemasakan buah selama 30 hari dapat menurunkan hasil sebesar 28%. Apabila populasi tinggi, maka gejala kerusakan yang terlihat di lapangan, yaitu warna daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning, kemudian berubah menjadi berwarna coklat jerami, dan akhirnya seluruh tanaman bagaikan disiram air panas berwarna kuning coklat dan mengering. Beberapa fak tor pendukung yang menyebabkan terjadinya serangan wereng coklat antara lain :

1. Kondisi lingkungan cuaca dimana musim kemarau tetapi masih turun hujan
2. Ketahanan varietas dimana dominasi suatu varietas tahan dalam jangka waktu lama
(ledakan biotipe 1 karena penanaman VUTW-1, biotipe 2 penanaman VUTW-2)
3. Pola tanam padi-padi-padi (faktor ketersediaan air)
4. Keberadaan musuh alami (parasit, predator dan patogen)
5 Penggunaan pestisida kurang bijaksana karena tidak memenuhi kaidah 6 tepat (tepat jenis, sasaran, waktu, dosis, cara dan tempat)

Pengendalian:

       A.    Cara bercocok Tanam
Cara bercocok tanam yang dianjurkan adalah: tanam serentak dalam satu wilayah, pergiliran tanaman, penggunaan varietas tahan dan sanitasi. Pada daerah yang kekurangan air dan bertanam padi hanya dapat dilakukan satu kali yaitu pada musim hujan, maka pergiliran tanaman dapat berjalan dengan sendirinya. Akan tetapi didaerah yang basah atau beririgasi teknis bertanam padi dapat dilakukan sepanjang tahun, sehingga pergiliran tanaman sulit dilakukan dan petani cenderung untuk bertanam padi secara terus menerus. Sehingga perlu ditekankan pergiliran tanaman dengan tanaman lain setelah tanaman padi.

Pada musim hujan sebaiknya ditanam varietas tahan terhadap wereng coklat, seperti Mekongga, Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, dan Inpari 13. Selanjutnya pengaturan jarak tanam, yaitu tanaman ditanam dalam barisan yang teratur dengan jarak tanam sesuai dengan kondisi agroekosistem setempat agar dapat yang dianjurkan untuk memperlancar gerakan angin dan cahaya matahari masuk ke dalam pertanaman. Hal ini dapat mengubah iklim mikro yang cocok untuk menekan perkembangan wereng coklat.

     B.     Pergiliran Varietas Tahan
Varietas yang dianjurkan untuk ditanam saat ini adalah Inpari1, Inpari 2, Inpari 3, dan Inpari 13 secara bergiliran. Varietas-varietas tersebut memiliki ketahanan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3. Namun apabila salah satu varietas tersebut ditanam secara terus menerus sepanjang tahun pada satu wilayah, maka varietas tersebut akan menjadi rentan (contoh Varietas Ciherang).

     C.     Pengendalian Biologi
Pengendalian biologi dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan musuh alami. Musuh alami yang dapat mengendalikan hama wereng coklat adalah parasitoid, predator dan patogen. Parasitoid telur seperti Anagrus flaveolus waterhouse, A. Optabilis Perkins, A. Perforator Perkins, Mymar tabrobanicum, Polynema spp., Olygosita, spp., dan Gonatocerus spp. Parasitoid ini dapat memparasitasi telur wereng coklat 45- 87%. Parasitoid nimfa dan wereng dewasa seperti Elenchus, spp., dan Haplogonatopus orientalis. Predator wereng coklat seperti Cytorrhinus lividivennis, Microvelia douglasi, Ophionea indica, dan Paedorus fuscipes, laba-laba Lycosa pseudoannulata (Wolf spider), Tetragnatha sp. (four spider), Clubiona javonicola (sack spider), Araneus inustus (orb spider), Calitrichia formosana, Oxyopes javanus, dan Argiope catenulata. Patogen seperti Enthomopthora sp. Salah satu penyebab terjadinya penambahan populasi hama wereng coklat adalah kematian musuh alami akibat penggunaan insektisida berspektrum luas. Dengan demikian harus ada upaya agar musuh alami menetap atau menjadi efektif dalam mengendalikan hama. Penggunaan musuh alami, walaupun tidak dilakukan dengan inundasi (penambahan populasi ke lapangan), dapat juga dilakukan dengan meningkatkan peranan musuh alami yang sudah ada dilapangan. Peningkatan peranan musuh alami dilakukan dengan monitoring untuk menentukan parasitasi dan predatasinya. Oleh karena itu pada saat aplikasa insektisida harus sudah diperhitungkan banyaknya musuh alami di pertanaman.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu perkembangan musuh alami, antara lain:
1. Menggunakan insektisida secara bijaksana, yaitu pada saat populasi hama sudah mencapai ambang ekonomi
2. Lebih baik digunakan insektisida butiran (granul) yang sistemik untuk mengurangi terbunuhnya musuh alami
3. Selesai panen perlu adanya habitat alternatif tempat musuh alami untuk berkembang biak.

Apabila dikendalikan dengan insektisida, maka diusahakan agar jangan menggunakan insektisida yang mengandung bahan aktif Cypermethrin, karena akan menimbulkan resurgensi dan resistensi wereng coklat. Beberapa jenis pestisida yang dapat digunakan pada saat ini diantaranya adalah yang berbahan akti: Fipronil, Tiamektosam, dan Imidakloprid. Penggaruh samping penggunaan insektisida yang tidak tepat dan dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan resistensi, resurjensi dan kematian musuh alami. Oleh karena itu sebelum dilakukan pengendalian insektisida, harus dilakukan monitoring secara dini dan keputusan pengendalian harus menerapkan perhitungan berdasarkan musuh alami (BPTP, 2010).



III.             .KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Nilaparvata lugens atau wereng coklat adalah hama penting karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen, dan termasuk sangat merusak. Untuk mengendalikan hama wereng coklat dapat digunakan pengendalian secara kultur teknis ataupun secara kimiawi seperti disebutkan pada pembahasan.

  


DAFTAR PUSTAKA


BPS. 2001. Statistik Indonesia. Jakarta

BPTP. 2010. Hama Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) dan pengendaliannya. Jawa Barat: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian.

IRRI. 2002. Rice Almanak. IRRI, Los Banos, Laguna, Philipines


Suprihanto,B; DKK. 2006. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Tanaman Padi. 78 p
 
Envy White Rose Blogger Template by Ipietoon Blogger Template