Alat
sederhana (gelas/ keramik) :
1. Cawan
Petri
Cawan petri
berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia
dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira
cukup diisi media sebanyak 10 ml ( Indra, 2008).
2. Pipet
Ukur
Pipet ukur merupakan alat untuk
memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam
ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml.
Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler
sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan
menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan
mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara
sekitar (Mega, 2011).
3. Bunsen
Burner
Bunsen
berfungsi sebagai alat untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari kaca dan juga
dipakai mensterilkan alat lainnya seperti jarum ose dengan cara memanaskan,
cara penggunaan bunsen yaitu dengan cara menyalakan sumbu yang terdapat pada Bunsen
(Rovix, 2009).
4. Jarum
Ose
Ose adalah
batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang berbentuk lurus dan
adapula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu
mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose
disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk
diamati(Sinta, 2013).
5. Mikro
pipet
Mikropipet
adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette)
antara 1μl sampai 20 μl atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya hanya
tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl
dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip(Sinta, 2013).
6. Mortar
& Alu
Mortal dan
penumbuk (pastle) digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan,
seperti daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut (Sinta, 2013).
7. Jarum
Ent
Jarum Ent
berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru.
Jarum Ent biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat
berpijar jika terkena panas(Sinta,
2013).
8. Gelas
Beker
Gelas
beker digunakan sebagai tempat larutan, untuk memanaskan larutan, menguapan
pelarut, pemekatan dan melarutkan zat zat sebelum diencerkan dalam labu takar.
Gelas beker memiliki grade angka yang menunjukan volume, tetapi tidak
direkomendasikan untuk digunakan sebagai pengukur volume (Widodo, 2010).
9 9 . Pinset
Pinset
memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit
misalnya saat memindahkan cakram antibiotik(Sinta, 2013).
10. Rubber
Bulb
Rubber buld terbuat dari karet sebagai bahan filler
merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang
masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna
untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika
ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E
(exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur (Sinta, 2013).
11. Pipet
Tetes
Pipet
tetes digunakan untuk mengambil zat cair dalam jumlah kecil (bertetes-tetes).
Teknik memegang pipet ini, pipet dipegang dengan tangan kanan ( lima jari bukan
dua jari). Ibu jari memegang karet pemompa untuk mengambil dan melepaskan
cairan dari pipet. Cara mengeluarkan cairan harus tetes demi tetes (Widodo,
2010).
12. Tabung
Reaksi
Untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium cair atau padat, alat
pengenceran, untuk pengujian mikrobiologis(Sinta, 2013).
13. Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair dan sebagainya. Labu erlemeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang
dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml
dan sebagainya(Sinta, 2013).
14. PH
Meter Universal
Merupakan
sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (kadar keasaman atau
alkalinitas) ataupun basa dari suatu larutan (meskipun probe khusus terkadang
digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). PH meter yang biasa terdiri dari
pengukuran probe pH (elektroda gelas) yang terhubung ke pengukuran pembacaan
yang mengukur dan menampilkan pH yang terukur. Prinsip kerja dari alat ini
yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam
begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit
lemah. Alat ini ada yang digital dan juga analog. Probe pH mengukur pH seperti
aktifitas ion-ion hidrogen yang mengelilingi bohlam kaca berdinding tipis pada
ujungnya. Probe ini menghasilkan tegangan rendah (sekitar 0.06 volt per unit
pH) yang diukur dan ditampilkan sebagai pembacaan nilai pH (Anonim, 2014)
15. Kaca
Preparat& Coverglass
Prinsip kerja dan fungsinya yaitu
dengan meletakkan pada meja preparat pada mikroskop (Mega, 2011).
16. Gelas
Ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu
erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan
berdasarkan meniskus cekung larutan tersebut(Sinta, 2013).
Alat
Besar/ Elektronik :
1. Magnetic
Stirrer
Magnetic stirrer atau pengaduk magnetik adalah alat
laboratorium yang bekerja berdasarkan bidang magnetik beputar untuk membuat stir bar atau batang pengaduk yang tercelup
didalam cairan menjadi berputar dengan sangat cepat sehingga mengaduk cairan
tersebut hingga merata. Bidang beputar
tersebut dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set
eletktromanet statis yang diletakkan dibawah
bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan lempengan
pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana (sulaiman, 2013).
2. Colony
Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah
perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya
kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang
sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni
pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset
menggunakan alat yang mirip dengan pena yang tersambung pada alat untuk mendeteksi
jumlahnya (sulaiman, 2013).
3. Mikroskop
Majemuk
Salah
satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop majemuk. Dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Pada mikroskop majemuk mempunyai banyak lensa objektif yang
berfungsi untuk melihat langsung preparat yang nantinya diteruskan kepada lensa
okuler dan pada akhirnya berakomodasi dengan mata kita sehingga kita dapat
melihat benda mikroskopik tersebut (sulaiman, 2013).
4. Mikroskop
Stereo
Mikroskop
stereo (Zoom Stereo Microscope) memiliki fungsi untuk melihat objek yang
membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi,
mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni
dan jamur (Sinta, 2013).
5. Spektrophotometer
Spektrofotometer
yaitu alat yang berfungsi untuk mengukur kekeruhan suspensi sel dengan cara
menentukan jumlah cahaya dilewatkan dari suatu sumber cahaya monokromatik yang
dilewati oleh suatu sel fotoelektrik yang dihubungkan dengan suatu
galvanometer, sehingga jumlah cahaya yang dilewatkan dapat diukur. Prinsip
kerjanya adalah pendugaan pertumbuhan mikroba secara turbidimetri (Rovix,2009).
6. Hot
Plate
Hotplate
berfungsi untuk mengaduk larutan dan membuat agar larutan tetap hangat. Cara
Kerja: Alat dihubungkan dengan listrik. Kemudian Disimpan ditempat yang tahan
panas (mis. gelas piala) pada hot plate. Atur suhu dengan memutar alat pengatur
suhu dan untuk mengaduk dengan mengatur putaran stir yang didalam wadahnya
dimasukan magnetik stirrer. Setelah selesai, pengatur suhu dan stir diposisikan
dalam kondisi off dan alat dimatikan (Mega, 2011).
7. Shaker
Shaker digunakan untuk mengaduk larutan
zat sehingga terbentuk larutan yang homogen. Prinsip kerja alat ini ialah dengan meletakkan tabung
erlenmeyer di atas wadah shaker, kemudian menyalakan shaker untuk mengocok
larutan yang ada di dalam tabung Erlenmeyer (Mega, 2011).
8. Autoklaf
Autoclave adalah
alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan
bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi
inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk
membunuhendospora, yaitu sel resisten yang diproduksi
oleh bakteri, sel ini
tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama,
endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang
merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C,
endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri
dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C (Ela, 2013).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave
uap yang mulai diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 C selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 121 C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian
permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium
mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-tempat lain
yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu) autoclave
dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per (5 kg/cm2) pada suhu 121 . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung
pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000
buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat
disterilkan dalam waktu 10-15 menit pada suhu 121 C, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan dalam wadah 10 wadah
berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30 menit
paa suhuyang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi. (Pelczar & Schan,
1986)
9. Waterstiller
Water
stiller merupakkan alat yang digunakan untuk menyaring larutan atau untuk
menyaring air agar air tersebut steril dan tidak mengandung zat-zat lain atau
agar tidak mengandung mineral lain (sulaiman, 2013).
10. Laminar
Air Flow
Selain alat sterilisasi ada juga jenis alat yang dikhususkan untuk
pengerjaan mikroba, seperti Laminar Air Flow dan enkas. Laminar air flow
ditujukan untuk pengerjaan bakteri, sedangkan enkas digunakan untuk
perkembangbiakan jamur dan kapang. Kedua alat ini telah dilengkapi dengan sinar
UV (apabila dihidupkan) untuk menghambat pertumbuhan mikroba (Hadiutomo,
1990).
11. Incubator
Inkubator
adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang digunakan untuk
menginkubasi atau memeram mikroba. Kisaran suhu untuk inkubator produksi
Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Suhu di dalam inkubator
konstan dan dapat diatur sesuai dengan tujuan inkubasi. Di
dalam laboratorium mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu
tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan murni mikroorganisme I
pada suhu rendah. Adapun ciri dari inkubator adalah memiliki sekat untuk
menumbuh kembangkan mikroba, dalam inkubator terdapat sekat kaca pada pintunya
yang berfungsi untuk mempermudah melihat mikroba yang sedang diinkubasi tanpa
membuka dan benutup bagian dalam dari inkubator sehingga suhunya tetap terjaga. Prinsip
kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan
menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan
suhu kawat (Wula, 2013).
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2011. Laporan Praktikum Mikrobiologi. http://teenagers-moeslim.blogspot.com. Di akses pada
tanggal 24 Maret 2015 pukul 14.00 WIB
Ela.
2013. Tugas Instrumentasi XI Autoclave.
http://elagadisimut.blogspot.com/2013/01/tugas-instrumentasi-xi-autoclave-dan.html. Di akses pada
tanggal 23 Maret 2015 pukul 20.00 WIB
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Indra.
2008, http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/.htm. Di akses tanggal 24 Maret 2015
pukul 14.00 WIB
Mega.
2011. Laporan Mikrobiologi Pengenalan Alat.
http://megabohari.blogspot.com/2011/12/laporan-mikrobiologi-pengenalan-alat.html. diakses pada tanggal 25 Maret 2015 pukul
05.00 WIB
Pelczar,M J;
Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi
Jilid 2. Jakarta: UI-Press.
Rovix. 2009.Alat-alat Laboratorium
Mikrobiologi. http://rofix.wordpress.com/2009/03/08/alat-alat-laboratorium-mikrobiologi/. Di akses pada tanggal 24 Maret
2015 pukul 14.15 WIB
Sinta.
2013. Laporan Mikrobiologi Pengenalan Alat.
http://sintaernasari.blogspot.com/2013/05/laporan-mikrobiologi-pengenalan-alat.html. diakses pada tanggal 25 Maret 2015 pukul
05:00 WIB
Sulaiman.
2013. Mengenal Peralatan Laboratorium.
http://sulaimananalis.blogspot.com/2013/09/mengenal-peralatan-laboratorium_19.html. diakses pada tanggal 25 Maret 2015 pukul
05.00
WIB
Widodo,
DS. 2010. Kimia Analitis Kuantitatif.
Jakarta : Graha Ilmu
0 comments:
Post a Comment