Saturday, January 2, 2016

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI: Jurusan Agrotenologi Unila


Alat sederhana (gelas/ keramik) :
      1.      Cawan Petri




Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml ( Indra, 2008).

     2.      Pipet Ukur


Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar (Mega, 2011).



     3.      Bunsen Burner


Bunsen berfungsi sebagai alat untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari kaca dan juga dipakai mensterilkan alat lainnya seperti jarum ose dengan cara memanaskan, cara penggunaan bunsen yaitu dengan cara menyalakan sumbu yang terdapat pada Bunsen (Rovix, 2009).



     4.      Jarum Ose

Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang berbentuk lurus dan adapula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati(Sinta, 2013).


     5.      Mikro pipet

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip(Sinta, 2013).



     6.      Mortar & Alu

Mortal dan penumbuk (pastle) digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan, seperti daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut (Sinta, 2013).



     7.      Jarum Ent

Jarum Ent berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum Ent biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas(Sinta, 2013).



      8.      Gelas Beker


Gelas beker digunakan sebagai tempat larutan, untuk memanaskan larutan, menguapan pelarut, pemekatan dan melarutkan zat zat sebelum diencerkan dalam labu takar. Gelas beker memiliki grade angka yang menunjukan volume, tetapi tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai pengukur volume (Widodo, 2010).



9     9 .      Pinset

Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik(Sinta, 2013).

     10.  Rubber Bulb

Rubber buld terbuat dari karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur (Sinta, 2013).



     11.  Pipet Tetes

Pipet tetes digunakan untuk mengambil zat cair dalam jumlah kecil (bertetes-tetes). Teknik memegang pipet ini, pipet dipegang dengan tangan kanan ( lima jari bukan dua jari). Ibu jari memegang karet pemompa untuk mengambil dan melepaskan cairan dari pipet. Cara mengeluarkan cairan harus tetes demi tetes (Widodo, 2010).



      12.  Tabung Reaksi

Untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium cair atau padat, alat pengenceran, untuk pengujian mikrobiologis(Sinta, 2013).


      13.  Erlenmeyer

Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair dan sebagainya. Labu erlemeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml dan sebagainya(Sinta, 2013).


      14.  PH Meter Universal

Merupakan sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (kadar keasaman atau alkalinitas) ataupun basa dari suatu larutan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). PH meter yang biasa terdiri dari pengukuran probe pH (elektroda gelas) yang terhubung ke pengukuran pembacaan yang mengukur dan menampilkan pH yang terukur. Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah. Alat ini ada yang digital dan juga analog. Probe pH mengukur pH seperti aktifitas ion-ion hidrogen yang mengelilingi bohlam kaca berdinding tipis pada ujungnya. Probe ini menghasilkan tegangan rendah (sekitar 0.06 volt per unit pH) yang diukur dan ditampilkan sebagai pembacaan nilai pH (Anonim, 2014)


       15.  Kaca Preparat& Coverglass

Prinsip kerja dan fungsinya yaitu dengan meletakkan pada meja preparat pada mikroskop (Mega, 2011).


       16.  Gelas Ukur

Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan tersebut(Sinta, 2013).
  




Alat Besar/ Elektronik :

       1.      Magnetic Stirrer

 Magnetic stirrer atau pengaduk magnetik adalah alat laboratorium yang bekerja berdasarkan bidang magnetik beputar untuk membuat  stir bar atau batang pengaduk yang tercelup didalam cairan menjadi berputar dengan sangat cepat sehingga mengaduk cairan tersebut hingga merata. Bidang  beputar tersebut dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set eletktromanet statis yang  diletakkan dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana (sulaiman, 2013).


       2.      Colony Counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset menggunakan alat yang mirip dengan pena yang tersambung pada alat untuk mendeteksi jumlahnya (sulaiman, 2013).


       3.      Mikroskop Majemuk

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop majemuk. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada mikroskop majemuk mempunyai banyak lensa objektif yang berfungsi untuk melihat langsung preparat yang nantinya diteruskan kepada lensa okuler dan pada akhirnya berakomodasi dengan mata kita sehingga kita dapat melihat benda mikroskopik tersebut (sulaiman, 2013).

      4.      Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope) memiliki fungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur (Sinta, 2013).

      5.      Spektrophotometer

Spektrofotometer yaitu alat yang berfungsi untuk mengukur kekeruhan suspensi sel dengan cara menentukan jumlah cahaya dilewatkan dari suatu sumber cahaya monokromatik yang dilewati oleh suatu sel fotoelektrik yang dihubungkan dengan suatu galvanometer, sehingga jumlah cahaya yang dilewatkan dapat diukur. Prinsip kerjanya adalah pendugaan pertumbuhan mikroba secara turbidimetri (Rovix,2009).


      6.      Hot Plate

 Hotplate berfungsi untuk mengaduk larutan dan membuat agar larutan tetap hangat. Cara Kerja: Alat dihubungkan dengan listrik. Kemudian Disimpan ditempat yang tahan panas (mis. gelas piala) pada hot plate. Atur suhu dengan memutar alat pengatur suhu dan untuk mengaduk dengan mengatur putaran stir yang didalam wadahnya dimasukan magnetik stirrer. Setelah selesai, pengatur suhu dan stir diposisikan dalam kondisi off dan alat dimatikan (Mega, 2011).

      7.      Shaker

Shaker digunakan untuk mengaduk larutan zat sehingga terbentuk larutan yang homogen. Prinsip kerja alat ini ialah dengan meletakkan tabung erlenmeyer di atas wadah shaker, kemudian menyalakan shaker untuk mengocok larutan yang ada di dalam tabung Erlenmeyer (Mega, 2011).


      8.      Autoklaf

Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuhendospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C (Ela, 2013).

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121 C selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 121 C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu) autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira 15-16 per  (5 kg/cm2) pada suhu 121 . Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Misalnya 1000 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml medium cair dapat disterilkan dalam waktu 10-15 menit pada suhu 121 C, sedangkan jumlah medium yang sama bila ditempatkan dalam wadah 10 wadah berukuran 1 liter akan membutuhkan 1 liter akan membutuhkan waktu 20-30 menit paa suhuyang sama untuk menjamin tercapainya sterilisasi. (Pelczar & Schan, 1986)

      9.      Waterstiller


Water stiller merupakkan alat yang digunakan untuk menyaring larutan atau untuk menyaring air agar air tersebut steril dan tidak mengandung zat-zat lain atau agar tidak mengandung mineral lain (sulaiman, 2013).

      10.  Laminar Air Flow

Selain alat sterilisasi ada juga jenis alat yang dikhususkan untuk pengerjaan mikroba, seperti Laminar Air Flow dan enkas. Laminar air flow ditujukan untuk pengerjaan bakteri, sedangkan enkas digunakan untuk perkembangbiakan jamur dan kapang. Kedua alat ini telah dilengkapi dengan sinar UV (apabila dihidupkan) untuk menghambat pertumbuhan mikroba (Hadiutomo, 1990).

       11.  Incubator


Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang digunakan untuk menginkubasi atau memeram mikroba. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Suhu di dalam  inkubator konstan dan dapat diatur sesuai dengan  tujuan  inkubasi. Di dalam laboratorium mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan murni mikroorganisme I pada suhu rendah. Adapun ciri dari inkubator adalah memiliki sekat untuk menumbuh kembangkan mikroba, dalam inkubator terdapat sekat kaca pada pintunya yang berfungsi untuk mempermudah melihat mikroba yang sedang diinkubasi tanpa membuka dan benutup bagian dalam dari inkubator sehingga suhunya tetap terjaga. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Wula, 2013).






DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2011. Laporan Praktikum Mikrobiologi. http://teenagers-moeslim.blogspot.com. Di akses pada tanggal 24 Maret 2015 pukul 14.00 WIB

Ela. 2013. Tugas Instrumentasi XI Autoclave. http://elagadisimut.blogspot.com/2013/01/tugas-instrumentasi-xi-autoclave-dan.html. Di akses pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 20.00 WIB

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

 Indra. 2008, http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/.htm. Di akses tanggal 24 Maret 2015 pukul 14.00 WIB

Mega. 2011. Laporan Mikrobiologi Pengenalan Alat.

Pelczar,M J; Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-Press.

Rovix. 2009.Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi. http://rofix.wordpress.com/2009/03/08/alat-alat-laboratorium-mikrobiologi/. Di akses pada tanggal 24 Maret 2015 pukul 14.15 WIB

Sinta. 2013. Laporan Mikrobiologi Pengenalan Alat.

Sulaiman. 2013. Mengenal Peralatan Laboratorium.
WIB

Widodo, DS. 2010. Kimia Analitis Kuantitatif. Jakarta : Graha Ilmu 





0 comments:

Post a Comment

 
Envy White Rose Blogger Template by Ipietoon Blogger Template