I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah merupakan senyawa kimia yang paling
penting dalam makhluk hidup
karena molekul berperan sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan
struktur protein dan proses metabolisme lain (Jamilah, 2005). DNA genom meliputi gen dan intergen. DNA
ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan
fosfat yang tergabung membentuk nukleotida. DNA dapat mengalami denaturasi dan
renaturasi serta diisolasi untuk
dipelajari (Suryo, 2004).
Isolasi DNA adalah proses pengeluaran DNA dari
tempatnya berada (ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan dengan homogenasi
dan penambahan buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah DNA rusak
(Yuwono, 2008). Pada sel eukariotik termasuk tanaman dan hewan bagian terbesar
dari DNA berada pada nukleus yaitu organel yang dipisahkan dari sitoplasma
dengan membran. Nukleus terdiri dari 90 % keseluruhan DNA seluler. Sisa DNA
adalah organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Karena DNA terdapat pada
nukleus, maka perlu adanya metode pelisisan sel sampai pemanenan sel. Dimana
metode tersebut merupakan bagian dari metode isolasi DNA (Elrod, 2007).
Proses isolasi DNA diawali
dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA dengan
partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan
hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Proses untuk
mengeluarkan DNA dari sel dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel,
membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik
bisa dilakukan dengan menggunakan blender atau penggerusan menggunakan mortar
dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dengan pemberian yang dapat merusak
membran sel dan membran inti, salah satunya adalah pemberian deterjen (Muladno,
2002).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui cara melakukan ekstraksi DNA.
2.
Membandingkan hasil ekstraksi DNA bahan
berserat dengan hewani.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada 06
Desember 2016 pukul 15.00-17.00 Wib.
2.2
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada
praktikum ini adalah timbangan, beaker glass, blender, sendok, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, cawan petri, gelas ukur, dan pisau. Sedangkan bahan-bahan
yang digunakan yaitu nanas, bayam, strawberry, brokoli, hati ayam, air dingin,
detergen, garam dan alkohol.
2.3
Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum
ini adalah sebagai berikut.
1.
Ditimbang garam (1 gr) dan nanas (80gr).
2.
Bahan yang telah disiapkan, diblender untuk mengambil ekstrak buah.
3.
Kemudian hasil pembelnderan disaring untuk memisahkan bahan yang masih kasar
dan yang halus.
4.
Ekstrak bahan tersebut dimasukkan ke dalam wadah
5.
Selanjutnya ditambahkan 1 sendok detergen untuk merusak membrane sel dan
membrane inti
6.
Ektrak yang telah ditambahkan detergen, dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
7.
Dicelupkan ekstrak nanas ke dalam tabung reaksi sebagai penambahan enzim
bromoline untuk membantu memecah protein.
8.
Lalu, ditambahkan alcohol untuk membantu proses pengendapan terhadap
organel-organel yang sudah keluar dari sel atau memisahkan bagain-bagian yang
terurai tersebut berdasarkan berat
molekul.
9.
Hasil ektraksi setelah didiamkan kurang lebih 2X24 jam.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pengamatan
NO
|
Ekstrak
|
Hasil ektraksi
|
1
|
Bayam
(1)
|
0,5
|
2
|
Bayam
(2)
|
0,5
|
3
|
Bayam
(3)
|
0,5
|
4
|
Hati
Ayam (1)
|
5,5
|
5
|
Hati
Ayam (2)
|
5,5
|
6
|
Hati
Ayam (3)
|
6
|
7
|
Strawberry
(1)
|
4
|
8
|
strawberry
(2)
|
1
|
9
|
Brokoli
(1)
|
2
|
10
|
Brokoli
(2)
|
0,4
|
3.2 Pembahasan
Pada
praktikum yang telah dilakukan, hal pertama yang dilakukan adalah menimbang
masing-masing bahan yang digunakan. Bobot bahan-bahan yang digunakan yaitu
garam 1 gram, serta bayam, hati ayam, brokoli, stroberi, dan nanas
masing-masing 80 gram. Bayam, hati ayam, brokoli, stroberi, dan nanas yang
telah ditimbang ditambahkan air sebanyak 200 ml dan garam lalu diblender untuk
diambil ekstraknya. Hasilpemblenderan tersebut kemudiandisaringuntukmemisahkanbahan
yang masihkasardanhalus dan
dimasukkan ke dalam wadah. Selanjutnya, ditambahkan1 sendok deterjen pada hasil saringan. Campuran hasil saringan dan detergen
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan ekstrak
nanas. Setelah itu,ditambahkan
alkohol pada campuran tersebut. Hasilektraksi yang telah dibuatdidiamkankuranglebih 2x24 jam lalu diukur masing-masing endapan yang terlihat.
Masing-masing
penambahan bahan yang dilakukan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada praktikum
ini dilakukan penambahan garam pada bahan. Penambahan garam berfungsi sebagai
pelisis sel, karena larutan buffer garam dapat mengekstraksi protein yang
terlarut air dan protein integral pada membran. Hal ini merupakan salah satu
perlakuan untuk merusak membran sel. Umumnya, protein perifer dapat dihilangkan
dari membran menggunakan larutan yang mengandung konsentrasi ion atau garam
yang tinggi yang dapat menghancurkan ikatan ion, atau dengan bahan kimia yang
mengandung kation Mg2+. (Lodish et
al., 2003).
Penambahan
garam dilakukan pada saat bahan yang digunakan (bayam, hati ayam, brokoli,
stroberi) telah diberi air dingin. Air dingin berfungsi untuk menurunkan suhu
sel-sel bahan yang digunakan. Penurunan suhu ini dimaksudkan untuk menghambat
kerja enzim endonuklease bawaan sel. Enzim endonuklease adalah salah satu enzim
hidrolisis yang terdapat di dalam lisosom (Campbell et al.,2004). Endonuklease bekerja untuk memotong-motong DNA pada
urutan nukleotida tertentu (Yatim, 2003). Hal ini umumnya dilakukan terhadap
DNA asing lain yang masuk ke dalam sel. Namun jika membran lisosom rusak dan
enzim bebas, dikhawatirkan enzim akan merusak DNA sel sendiri seperti pada
proses autofagi. Oleh karena itu, agar enzim ini tidak bekerja, maka suhu
larutan harus berada di bawah suhu fungsional endonuklease dengan cara
memberikan air dingin.
Penggunaan
deterjen berfungsi untuk melisiskan membran (Marek et al., 2009). Pelisisan sel dilakukan dengan menguraikan membran
sel yang membatasi sel dengan lingkunganluar, dan melisiskan membran inti.Sabun
cuciberfungsi untuk melisiskan membran dan menghilangkan molekul lain selain
DNA yang diinginkan. Lipid akan terlarut dalam sabun cuci. Fosfolipid yang
terdapat pada membran sel dan membran inti akan terlarut dalam larutan sabun.
Molekul lain yang berikatan dengan lipid pun dapat ditangkap dan dilarutkan
oleh larutan sabun, sehingga yang tertinggal hanyalah DNA sel saja. Proses ini
optimal dengan membiarkannya selama 10-15 menit. Selain itu, deterjen juga
berperan dalam mengurangi aktivitas enzim nuklease yang merupakan enzim
pendegradasi DNA (Switzer, 1999).
Etanol
(alkohol) merupakan suatu senyawa yang tidak melarutkan DNA. Penambahan etanol
dimaksudkan untuk mempermudah visualisasi DNA. Etanol (EtOH) 70% akan
menyebabkan DNA mengalami presipitasi dan muncul sebagai pita putih yang berada
pada larutan antara alkohol dan larutan sabun (Mardiyyaningsih, 2011).
Pada
praktikum ini digunakan bahan-bahan yang dianggap sebagai sumber dari DNA
diantaranya yaitu bayam, hati ayam, brokoli dan strawberry. Dari keempat bahan
ini, setelah dilakukan pengamatan maka didapatkan data bahwa kandungan DNA dari
yang tertinggi hingga terendah yaitu pada bahan hati ayam, strawberry, brokoli,
dan bayam. Ekstrak DNA terbesar terdapat pada bahan hati ayam, hal ini
disebabkan karena hati ayam memiliki kandungan protein yang paling tinggi
daripada bahan yang lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa protein merupakan
penyusun DNA. Bayam menghasilkan ekstrak DNA yang paling sedikit karena
kandungan protein pada bayam pun sedikit. Sedangkan brokoli yang merupakan
bahan yang sama dengan bayam yaitu sayur-sayuran, menghasilkan DNA yang lebih
tinggi, hal ini karena brokoli memiliki kandungan klorofil yang lebih tinggi
daripada bayam yang dapat dilihat dari perbedaan warna daun brokoli yang lebih
hijau. Endapan yang terdapat pada tabung menunjukan jumlah ekstrak DNA yang
ada. Semakin pekat larutan didalam tabung maka semakin banyak pula ekstrak DNA
nya.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini
adalah:
1.
Kandungan DNA
paling tinggi yaitu didapat pada bahan hati ayam
2.
Kandungan
protein pada bayam yang sedikit menyebabkan kandungan DNA yang terdapat pada
bayam pun paling sedikit sedikit
diantara bahan yang lain
3.
Didapatkan data
untuk hati ayam yaitu 5,5ml
4.
Dari praktikum
ini dapat dilihat bahwa, hati ayam memiliki kandungan protein yang paling
tinggi dibandingkan dengan bahan yang lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, dan L.G.
Mitchell. 2004. BiologiJilid 1. Erlangga. Jakarta.
Darnell. 2003. Molecular Cell Biology.WH Freeman. New York.
Elrod, S. 2007. Genetika Edisi Keempat. Erlangga.
Jakarta.
Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai
Macam Deterjen, Penambahan Garam dan Ekstrak Nanas(Ananas Comusus) terhadap
Hasil Isolasi DNA Berbagai Macam Buah sebagai Topik Praktikum Mata Kuliah Genetika. Skripsi Program Sarjana Biologi. Malang.
Lodish, H., A. Berk, P. Matsudaira, C. A.
Kaiser, M. Krieger, M.P. Scott, L.
Zipursky, dan J.
Mardiyyaningsih, A.N. 2011. Teknik isolasi
DNA sel hati ayam secara tradisional. Jurnal
PMIPA. 2 (1).
Marek, E., C. Mulvihill, dan D. Bell. 2009. Extracting The Max FromA DNA Extraction. Science Scope. USA. 32 (5)
Muladno. 2002. Seputar
Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor:
Pustaka Wirausaha Muda.
Suryo. 2004. Genetika Strata 1. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Switzer. 1999. Experimental Biochemistry.Blackwell
Scientific Pub. Oxford.
Yatim, W. 2003. Kamus Biologi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Yuwono, T.,
2008. Biologi Molekuler. Erlangga. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment