Monday, December 28, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI: Teknik Bekerja Secara Aseptik (Sterilisasi)

TEKNIK BEKERJA SECARA ASEPTIS : STERILISASI
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum)






Oleh
Indah Dewi Saputri
1414121109


















LABORATORIUM ILMU PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015



I.                   PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Berkaitan dengan mikroorganisme, tentu saja hal yang sudah seharusnya diketahui mahasiswa adalah bahwa di alam semesta ini terdapat organisme yang tidak tampak oleh mata telanjang, organisme berukuran mikron yang biasa kita kenal dengan mikroorgnisme. Baik itu patogen maupun simbion. Kita juga telah memahami, bahwa sebuah kesalahan bila kita bekerja dengan keadaan peralatan yang mengandung kontaminan/ mikroorganisme didalamnya, karena hal itu akan berpengaruh terhadap hasil pengamatan. Oleh sebab itu, setelah mengenal peralatan yang ada di dalam laboratorium mahasiswa juga harus memahami teknik bekerja secara aseptis, yaitu bekerja dalam keadaan steril/ bebas kuman. Agar hasil percobaan diketahui secara sempurna dan meminimalisir kesalahan.

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami teknik bekerja secara aseptis, terutama teknik sterilisasi. Teknik sterilisasi sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu teknik sterilisasi cara kimia, sterilisasi cara mekanik, dan sterilisasi cara fisik. Dalam praktikum kali ini, mahasiswa akan mempelajari sterilisasi cara fisik, yang terbagi menjadi dua, yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Dengan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mengetahui alat alat sterilisasi beserta fungsinya, serta memahami perbedaan antara sterilisasi basah dan sterilisasi kering.

           1.2              Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
    1.       Memahami dan mengetahui alat alat sterilisasi beserta fungsinya
    2.      Memahami perbedaan antara sterilisasi basah dan sterilisasi kering

II.                   METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1              Alat dan Bahan

Adapun alat yang akan digunakan pada praktikum ini adalah : oven, autoklaf, dan alat alat gelas. 
Sedangkan bahan yang akan digunakan adalah media PDA.

       2.2           Cara Kerja

Adapun cara kerja dari praktinum ini adalah :
     A.    Sterilisasi Basah
1.      Alat alat untuk sterilisasi basah (autoklaf) di persiapkan, diperhatikan kebersihan bagian dalam alatnya, kecukupan air, dan alat atau bahan yang akan disterilkan
2.      Alat alat gelas dan bahan media dibungkus dalam plastik yang tahan panas (5 buah atau beberapa cawan dapat dimasukan dalam satu kantung
3.      Tabung reaksi dan tabung erlenmeyer yang akan di sterilkan sebaknya ditutup dengan kapas + alumunium foil
4.      Semua alat dan bahan yang akna disterilkan dimasukkan ke dalam autoklaf, lalu autoklaf ditutup dengan cara yang tepat ( katup pengunci harus dikencangkan secara berpasangan pada posisi diagonal).
5.       Tekanan, suhu dan waktu yang digunakan harus diperhatikan
6.      Tunggu hingga suhu 121 º dan tekanan 1 ATM, lalu waktu mulai dihitung hingga 20-30 menit.
7.      Lubang udara dibuka lalu tunggu hingga suhu kembali normal

    B.     Sterilisasi Kering

1.       Alat alat gelas yang akan di sterilkan harus dipersiapkan dalam keadaan kering.

2.      Cawan petri dibungkus secara individu dengan alumunium foil atau kertas kopi/kertas koran.
3.      Tabung reaksi dibungkus menjadi satu
4.      Tabung erlenmeyer yang akan disterilkan sebaiknya bagian mulutnya ditutup alumunium foil secara individual.
5.      Alat alat dalam oven di susun secara bertumpuk tetapi jangan terlalu rapat.
6.      Oven ditutup dan diatur waktunya .
7.      Ditunggu hingga waktu yang ditentukan
8.      Oven dimatikan lalu ditunggu hingga suhu 0 º, setelah itu oven bisa dibuka.




III.                   HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1              Hasil Pengamatan

Berikut hasil pengamatan yang kami dapatkan :
     A.    Sterilisasi Basah
No
Gambar
Keterangan
1.       

=-20150325_154529.jpg

Alat Alat yang akan di sterilisasi di persiapkan
2.       
20150325_154434.jpg
Autoklaf diisi air secukupnya
, dipasang tutup pembatas

3.       
20150325_154009.jpg
Alat alat dibungkus plastik lalu dimasukkan ke autoklaf
4.       
20150325_154032.jpg
Autoklaf ditutup
Secara berpasangan pada posisi diagonal
5.       
20150325_154234.jpg
Perhatikan suhu, tekanan dan waktunya. Jika sudah mencapai suhu 121º,menghitung waktu dimulai. Ditunggu hingga 20-30 menit.
6.       

20150325_154227.jpg
Di buka lubang udaranya, lalu tunggu hingga suhu kembali seperti semula.
7.       
20150325_154106.jpg
Autoklaf bisa dibuka kembali

   B.     Sterilisasi Kering

No
Gambar
Keterangan

20150325_161646.jpg
Ditutup dengan kapas, jika alat yang akan disterilkan memiliki lubang

20150325_155521.jpg
Dibungkus menggunakan Alumunium foil

20150325_155746.jpg
Dimasukkan ke dalam Oven

 20150325_155938.jpg
Diatur suhu dan waktu yang diperlukan

20150325_155825.jpg
Setelah mencapai waktu yang diperlukan, matikan oven


20150325_155740.jpg
Ditunggu hingga suhu 0º, lalu dibuka kembali




3.2 Pembahasan

      A.    Teknik aseptis
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme(Pelczar, 1986).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, dapat dilakukan dengan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan medium yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untuk itu terdapat macam-macam cara sterilisasi yang dapat digunakan berdasarkan keadaan medium yang ingin di sterilisasi, cara-cara tersebut melalui penggunaan panas, bahan kimia dan penyaringan atau filtrasi (Siri 1993 dalam Tim Penyusun 2013).
      
      B.     Sterilisasi
Sterilisasi dalam likrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril , mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas(kalor), gas gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam macam larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau filtrasi (Curtis, 1999).
Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua bentuk organisme (Purnawijayanti, 2001).

 Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup yang tidak diinginkan. Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak akan mungkin setengah steril atau hampir steril (Pelozar, 1988).

sterilisasi yaitu suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak (Fardiaz, 1992).


      C.    Macam Macam Sterilisasi
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
     1.      Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
   2.      Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
    3.      Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).

Sterilisasi Fisik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
      1.      Sterilisasi Kering
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat-alat atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca. Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mekanisme oksidasi sampai-sampai terjadinya koagulasi protein sel.Karena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh mikroba dari autoklaf, maka sterilisasi memerlukan suhu yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang (Stefanus. 2006).

      2.      Sterilisasi Basah

Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memapakan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi lain uap yang mengakibatkan denaturasi atau koagulasi protein sel. Sterilisasi demikian merupakan sterilisasi paling efektif  dan ideal karena uap merupakan pembawa (carrier) energi tertanal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakan, sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi, selain itubersifat nontosik, mudah diperoleh dan relatif mudah dikontrol. (Stefanus, 2006).

Sterilisasi menggunakan autoklaf merupakan cara yang paling baik karena uap air panas dengan tekanan tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel-sel mikroba menjadi optimal sehingga langsung mematikan mikroba (Sumarsih, 2010)


      D.    Fungsi Sterilisasi
Peranan sterilisasi pada bidang mikrobiologi diantaranya adalah untuk mencegah pencemaran organisme luar, untuk mempertahankan keadaan aseptis,  sedangkan pada pembuatan makanan dan obat-obatan, sterilisasi berfungsi untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme (Gupte, 1990).

     E.     Prinsip Kerja

     1.      Sterilisasi Basah 
Autoklaf adalah alat sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas bertekanan tinggi dan biasanya digunakan untuk mensterilisasi peralatan atau bahan ukur yang tahan panas dan tidak rusak oleh panas (Sumarsih, 2010).
Prinsip kerja autoklaf adalah memanfaatkan suhu diatas 120oC dan tekanan uap air 1,5 kg/cm2. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Waktu yang dibutuhkan autoklaf sekita 3-5 jam. Lama sterilisasinya adalah 15 menit untuk suhu 121oC (Sunarmi dan Saparinto, 2010). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. (Ferdiaz, 1992).
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap ada 3 yaitu : waktu, suhu dan kelembaban (Stefanus, 2006).

      2.      Sterilisasi Kering
Selain mengeringkan oven juga berfungsi sebagai alat sterilisasi. Prinsip kerja dalam oven dengan menggunakan aliran udara panas dan kering. Alat-alat yang dapat disterilisasikan adalah alat-alat gelas seperti erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, dan pipet. (Sumarsih, 2010)

 IV. KESIMPULAN


Berikut kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum ini :
      1.      Sterilisasi fisik terbagi menjadi dua cara, Sterilisasi basah dengan alat autoklaf dan steralisasi kering yang menggunakan oven

      2.      Autoklaf adalah alat sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas bertekanan tinggi dan biasanya digunakan untuk mensterilisasi peralatan atau bahan ukur yang tahan panas dan tidak rusak oleh panas, sedangkan oven adalah alat sterilisasi yang menggunakan udara kering panas dalam prosesnya.

      3.      Sterilisasi basah menggunakan uap panas yang dihasilkan autoklaf, sedangkan sterilisasi kering menggunakan udara kering panas yang dihasilkan oven.

      4.      Proses sterilisasi dapat mensterilkan peralatan laboratorium agar terhindar dari kontaminan
5.       



DAFTAR PUSTAKA


Curtis;DKK. 1999. Biology 5th edition. Worth Publisher Inc. New York

Fardiaz, S. 1992.Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gupte, S.1990.Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

Pelczar; Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta: UI-Press.

Purnawijayanti, H.2001. A Sanitasi , Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan Makanan. Yogjakarta: Kanisius.

Stefanus, L.2006. Formulasi Steri. Indonesia: ANDI

Sumarsih,S. 2010. Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya

Tim penyusun, 2013. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pertanian.      Surakarta : UNS PRESS.


0 comments:

Post a Comment

 
Envy White Rose Blogger Template by Ipietoon Blogger Template