(Laporan Praktikum Patogen Tumbuhan)
Oleh
Indah Dewi Saputri
1414121109
Kelompok 6
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep
timbulnya penyakit yang dipengaruhi oleh tanaman inang, patogen yang virulen
dan faktor lingkungan yang mendukung. Secara garis besar, penyebab munculnya
penyakit tanaman dibagi menjadi 3 golongan patogen utama, yaitu jamur
(cendawan), bakteri, dan virus. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh
jamur. Lebih dari 250.000 spesies jamur sebagai patogen tanaman. Penyakit
tanaman yang disebabkan oleh jamur sering dikenal dari bagian organ tanaman
yang terinfeksi dan dari tipe gejala yang dihasilkan. Tipe umum penyakit
tanaman yang disebabkan oleh jamur adalah rebah kecambah, busuk akar, layu
pembuluh, bercak daun dan hawar, karat, antraknosa, mati ujung dan
penyakit-penyakit pasca panen.
Penyakit terbawa benih harus mendapat perhatian dalam
proses produksi karena sering menimbulkan kerugian dalam berbagai hal yaitu:
inokulum patogen terbawa benih dapat menurunkan daya kecambah benih,
meningkatkan kematian bibit/tanaman muda serta meningkatkan perkembangan
penyakit di lapang. Gangguan tersebut pada akhirnya akan menurunkan produksi
dalam kualitas dan kuantitas, benih sebagai pembawa suatu cendawan baru atau
strain cendawan baru ke suatu tempat sehingga penyakit akan menimbulkan ledakan
suatu penyakit di tempat tersebut, dan benih yang terinfeksi atau membawa
cendawan, sering terkontaminasi oleh toksin yang dihasilkan oleh cendawan dan
dapat merubah nilai nutrisi benih
tersebut (Soekarno, 2003).
Oleh sebab itu, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti
praktikum ini, dengan tujuan mengetahui berbagai patogen terbawa benih
dan mengetahui
bentuk makroskopisnya.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui berbagai patogen yang terbawa benih
2.
Mengetahui bentuk mikroskopisnya
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat
dan Bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain alat tulis, cawan petri, plastik, dan kertas merang.
Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan meliputi benih
kacang taha, jagung, kedelai, dan aquades.
2.2 Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah:
1.
Cawan yang
berisi dua lapis kertas merang dibasahi dengan aquades
2.
Lima benih
diletakan di atas kertas merang
3.
Kemudian cawan
ditutup dan di rekatkan dengan plastik wrap
5.
Dilakukan
pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Adapun
hasil dari pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
3.1.1 Tabel Pengamatan Makroskopis
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Benih Kacang tanah
Terdapat jamur patogen berwarna hitam dan kekuningan
|
2
|
|
Benih kedelai
Terdapat jamur patogen berwarna kehitaman
|
3
|
|
Benih jagung
Terdapat jamur patogen berwarna putih kehitaman
|
3.1.2 Tabel Pengamatan Mikroskopis
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Jamur ini
memiliki konidiofor berbentuk lingkaran yang menempel pada hifa. Pada benih
kacang tanah
|
2
|
|
Hifa berkumpul dan konidiofor berbentuk lingkaran,
pada benih kedelai
|
3
|
|
Terlihat banyak spora yang berkumpul, pada kacang
kedelai
|
3.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tiga jenis
benih di laboratorium hama dan penyakit tanaman, dapat disimpulkan bahwa benih
telah terserang/membawa patogen. Benih yang terserang patogen memiliki potensi
akan terserang penyakit jika di budidayakan, dalam hal ini penyebaran patogen
melalui benih (Seed borne). Benih tanaman merupakan
salah satu faktor penting yang mendukung pengembangan pertanian. Benih tanaman
terdiri dari embrio, endosperma, cadangan makanan lainnya, serta pelindung yang
terdiri dari kulit benih. Mutu
suatu benih mencakup mutu genetic, fisiologis, fisik, dan patologis benih. Mutu
patologis benih berhubungan dengan infeksi akibat patogen terbawa benih. Salah satu faktor benih
dikatakan sehat adalah benih tersebut bebas dari patogen terbawa benih maupun
tular benih. Patogen adalah satu kesatuan hidup yang dapat menyebabkan penyakit
seperti cendawan, bakteri, virus, dan nematoda. Sebagai struktur perbanyakan
tanaman, benih mempunyai hubungan sangat erat dengan perkembangan dan
penyebaran patogen (Ilyas, 2007).
Salah
satu penyebab kerusakan bahan pangan, khususnya biji-bijian adalah kontaminasi
jamur selama penyimpanan (Handajani dan Purwoko 2008). Fungi Aspergillus pada
biji-bijian yang disimpan dapat mengakibatkan penurunan daya kecambah bahan,
perubahan warna bahan, kenaikan suhu dan kelembapan di dalam bahan, perubahan
susunan kimia di dalam bahan dan produksi dan akumulasi mikotoksin didalam
bahan. Sutjiati, M. dan M.S.
Saenong. 2002. Infeksi cendawan Aspergillus sp. pada beberapa
varietas/galur jagung hibrida umur dalam. Proseding Seminar Ilmiah dan
Pertemuan Tahunan PEI, PFI dan HPTI XV Sul-Sel. Maros, 29 Oktober 2002 (Sutjiati dan Saenong
2002).
Cendawan
patogen yang menjadi patogen tular benih antara lain dari genus Aspergillus, Penicillium, Phomopsis,
Curvularia, Alternaria, Rhizopus, dll. Infeksi cendawan patogen selain
menjadi kontaminan pada permukaan benih dan menjadi penurun mutu kesehatan
benih, juga dapat sebagai tular benih seed transmited yang dapat menyebabkan
kejadian suatu penyakit tanaman. Selain itu kontaminasi cendawan patogen
mempunyai potensi untuk menurunkan viabilitas benih, sehingga pertumbuhan bibit
menjadi abnormal atau tumbuh kerdil. Cendawan patogen dari benih dapat
menyerang bagian tanaman pada saat perkecambahan seperti akar, batang, daun dan
pucuk. Gangguan patogen terbawa benih apabila tidak dikendalikan lebih awal
dapat menurunkan produksi tanaman (Baharudin et al, 2012).
Niaz et al. (2011), melakukan penelitian pada
benih jagung dengan kadar air 8%, 12%,16% dan 20% disimpan pada suhu 4 ºC, 25
ºC, 35 ºC dan 40 ºC selama 6 bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa infeksi cendawan
Aspergillus yang tertinggi ditemukan pada kadar air 20% dan disimpan
pada suhu 25 ºC dan 40 ºC, namun infeksi cendawan terendah ditemukan pada kadar
air 8% dan disimpan pada suhu 4 ºC. Infeksi cendawan lainnya seperti Absidia
hesseltini, Alternaria alternata, Fusarium sp., dan Penicillium
sp., pada benih jagung dengan kadar air benih 8%, 12%, 16% dan 20% dan
disimpan pada suhu 25 °C, 35 °C dan 40 °C mengakibatkan perkecambahan benih mengalami
penurununan secara signifikan. Niaz I, Dawar S, Sitara U. 2011. Effect of
different moisture and storage
temperature on seed borne mycoflora of maize. J.
Bot. 43(5):2639-2643.
Diantara
cendawan patogen terbawa benih yang menyerang tanaman kedelai adalah : Colletotrichum truncatum,
Cercospora kikuchii, Cercospora sojina, Fusarium spp, Sclerotium rolfsii,
Macrophomina phaseolina, Peronospora manshurica, Alternaria tenussima,
Diaporthe phaseolorum var.Caulivora, Nematospora coryli, Xanthomonas campestris,
Pseudomonas syringae, soybean mosaic virus, soybean stunt virus dan Heterodera
glycines.
Sclerotium rolfsii merupakan cendawan patogen
tular benih yang menyerang tanaman kacang-kacangan yaitu kacang tanah dan
kedelai. Kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh patogen ini dapat mencapai 30%
(Gutomo, 2007). Cendawan ini dapat menyerang kecambah atau semai dan menyebabkan
penyakit semai (dumping off). Colletotrichum truncatum adalah cendawan
patogen penyebab penyakit antraknosa pada kedelai. Cendawan ini dapat terbawa
oleh biji yang terbentuk di dalam polong yang terinfeksi. Jika biji yang sakit
tersebut berkecambah, pada keping bijinya akan terjadi bercak-bercak hitam
mengendap yang pada cuaca lembab membentuk massa spora berwarna merah jambu.
Kecambah ini menjadi sumber infeksi bagi tanaman-tanaman sekitarnya (Semangun,
1989).
IV. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.
Benih yang diuji
dalam praktikum kali ini memiliki potensi terserang penyakit akibat patogen
yang terbawa oleh benih itu sendiri
2.
Jamur patogen
pada kacang tanah dengan hifanya memiliki konidiofot berbentu lingkaran, begitu
pula dengan jamur patogen pada kacang kedelai
DAFTAR
PUSTAKA
Baharudin,
Purwantara A, Ilyas S, dan Suhartanto MR. 2012. Isolasi dan Identifikasi Cendawan Terbawa Benih Kakao Hibrida. J.
Littri. 18(1): hlm 40–46
Ilyas S,
Kadir TS, Yukti AM, dan Fiana Y. 2007.
Efektivitas Pestisida Nabati dan Agens Hayati dalam Mengendalikan Patogen
Terbawa Benih Padi secara In-Vitro. Apresiasi Hasil Penelitian Padi
Sudrjat
DJ & Nurhasybi. 2007. Pengembangan
Metode Pengujian dan Standar Mutu Benih dan Bibit Tanaman Hutan. Prosiding
Seminar Hasil-Hasil Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor
Semangun,
H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
0 comments:
Post a Comment