Monday, December 12, 2016

IDENTIFIKASI PATOGEN TERBAWA BENIH


(Laporan Praktikum Patogen Tumbuhan)









Oleh

Indah Dewi Saputri
1414121109
Kelompok 6














JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016




I.         PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Konsep timbulnya penyakit yang dipengaruhi oleh tanaman inang, patogen yang virulen dan faktor lingkungan yang mendukung. Secara garis besar, penyebab munculnya penyakit tanaman dibagi menjadi 3 golongan patogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, dan virus. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur. Lebih dari 250.000 spesies jamur sebagai patogen tanaman. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur sering dikenal dari bagian organ tanaman yang terinfeksi dan dari tipe gejala yang dihasilkan. Tipe umum penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur adalah rebah kecambah, busuk akar, layu pembuluh, bercak daun dan hawar, karat, antraknosa, mati ujung dan penyakit-penyakit pasca panen.

Penyakit terbawa benih harus mendapat perhatian dalam proses produksi karena sering menimbulkan kerugian dalam berbagai hal yaitu: inokulum patogen terbawa benih dapat menurunkan daya kecambah benih, meningkatkan kematian bibit/tanaman muda serta meningkatkan perkembangan penyakit di lapang. Gangguan tersebut pada akhirnya akan menurunkan produksi dalam kualitas dan kuantitas, benih sebagai pembawa suatu cendawan baru atau strain cendawan baru ke suatu tempat sehingga penyakit akan menimbulkan ledakan suatu penyakit di tempat tersebut, dan benih yang terinfeksi atau membawa cendawan, sering terkontaminasi oleh toksin yang dihasilkan oleh cendawan dan dapat  merubah nilai nutrisi benih tersebut (Soekarno, 2003).

Oleh sebab itu, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti praktikum ini, dengan tujuan mengetahui berbagai patogen terbawa benih
 dan mengetahui bentuk makroskopisnya.


1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1.    Mengetahui berbagai patogen yang terbawa benih
2.    Mengetahui bentuk mikroskopisnya











II.       METODOLOGI PERCOBAAN


2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain alat tulis, cawan petri, plastik, dan kertas merang.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan meliputi benih kacang taha, jagung, kedelai, dan aquades.

2.2  Cara kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah:
      1.      Cawan yang berisi dua lapis kertas merang dibasahi dengan aquades
      2.      Lima benih diletakan di atas kertas merang
      3.      Kemudian cawan ditutup dan di rekatkan dengan plastik wrap
      4.      Diinkubasi selama lima hari
      5.      Dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.


III.   HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1  Hasil Pengamatan

Adapun hasil dari pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

3.1.1 Tabel Pengamatan Makroskopis

No
Gambar
Keterangan
1

Benih Kacang tanah
Terdapat jamur patogen berwarna hitam dan kekuningan
2

Benih kedelai
Terdapat jamur patogen berwarna kehitaman
3

Benih jagung
Terdapat jamur patogen berwarna putih kehitaman



3.1.2 Tabel Pengamatan Mikroskopis

No
Gambar
Keterangan
1

 Jamur ini memiliki konidiofor berbentuk lingkaran yang menempel pada hifa. Pada benih kacang tanah
2

Hifa berkumpul dan konidiofor berbentuk lingkaran, pada benih kedelai
3

Terlihat banyak spora yang berkumpul, pada kacang kedelai

3.2  Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tiga jenis benih di laboratorium hama dan penyakit tanaman, dapat disimpulkan bahwa benih telah terserang/membawa patogen. Benih yang terserang patogen memiliki potensi akan terserang penyakit jika di budidayakan, dalam hal ini penyebaran patogen melalui benih (Seed borne). Benih tanaman merupakan salah satu faktor penting yang mendukung pengembangan pertanian. Benih tanaman terdiri dari embrio, endosperma, cadangan makanan lainnya, serta pelindung yang terdiri dari kulit benih. Mutu suatu benih mencakup mutu genetic, fisiologis, fisik, dan patologis benih. Mutu patologis benih berhubungan dengan infeksi akibat patogen terbawa benih. Salah satu faktor benih dikatakan sehat adalah benih tersebut bebas dari patogen terbawa benih maupun tular benih. Patogen adalah satu kesatuan hidup yang dapat menyebabkan penyakit seperti cendawan, bakteri, virus, dan nematoda. Sebagai struktur perbanyakan tanaman, benih mempunyai hubungan sangat erat dengan perkembangan dan penyebaran patogen (Ilyas, 2007).

Salah satu penyebab kerusakan bahan pangan, khususnya biji-bijian adalah kontaminasi jamur selama penyimpanan (Handajani dan Purwoko 2008). Fungi Aspergillus pada biji-bijian yang disimpan dapat mengakibatkan penurunan daya kecambah bahan, perubahan warna bahan, kenaikan suhu dan kelembapan di dalam bahan, perubahan susunan kimia di dalam bahan dan produksi dan akumulasi mikotoksin didalam bahan. Sutjiati, M. dan M.S. Saenong. 2002. Infeksi cendawan Aspergillus sp. pada beberapa varietas/galur jagung hibrida umur dalam. Proseding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI, PFI dan HPTI XV Sul-Sel. Maros, 29 Oktober 2002 (Sutjiati dan Saenong 2002).

Cendawan patogen yang menjadi patogen tular benih antara lain dari genus Aspergillus, Penicillium, Phomopsis, Curvularia, Alternaria, Rhizopus, dll. Infeksi cendawan patogen selain menjadi kontaminan pada permukaan benih dan menjadi penurun mutu kesehatan benih, juga dapat sebagai tular benih seed transmited yang dapat menyebabkan kejadian suatu penyakit tanaman. Selain itu kontaminasi cendawan patogen mempunyai potensi untuk menurunkan viabilitas benih, sehingga pertumbuhan bibit menjadi abnormal atau tumbuh kerdil. Cendawan patogen dari benih dapat menyerang bagian tanaman pada saat perkecambahan seperti akar, batang, daun dan pucuk. Gangguan patogen terbawa benih apabila tidak dikendalikan lebih awal dapat menurunkan produksi tanaman (Baharudin et al, 2012).

Niaz et al. (2011), melakukan penelitian pada benih jagung dengan kadar air 8%, 12%,16% dan 20% disimpan pada suhu 4 ºC, 25 ºC, 35 ºC dan 40 ºC selama 6 bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa infeksi cendawan Aspergillus yang tertinggi ditemukan pada kadar air 20% dan disimpan pada suhu 25 ºC dan 40 ºC, namun infeksi cendawan terendah ditemukan pada kadar air 8% dan disimpan pada suhu 4 ºC. Infeksi cendawan lainnya seperti Absidia hesseltini, Alternaria alternata, Fusarium sp., dan Penicillium sp., pada benih jagung dengan kadar air benih 8%, 12%, 16% dan 20% dan disimpan pada suhu 25 °C, 35 °C dan 40 °C mengakibatkan perkecambahan benih mengalami penurununan secara signifikan. Niaz I, Dawar S, Sitara U. 2011. Effect of different moisture and storage
temperature on seed borne mycoflora of maize. J. Bot. 43(5):2639-2643.

Diantara cendawan patogen terbawa benih yang menyerang tanaman kedelai adalah : Colletotrichum truncatum, Cercospora kikuchii, Cercospora sojina, Fusarium spp, Sclerotium rolfsii, Macrophomina phaseolina, Peronospora manshurica, Alternaria tenussima, Diaporthe phaseolorum var.Caulivora, Nematospora coryli, Xanthomonas campestris, Pseudomonas syringae, soybean mosaic virus, soybean stunt virus dan Heterodera glycines.

 Sclerotium rolfsii  merupakan cendawan patogen tular benih yang menyerang tanaman kacang-kacangan yaitu kacang tanah dan kedelai. Kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh patogen ini dapat mencapai 30% (Gutomo, 2007). Cendawan ini dapat menyerang kecambah atau semai dan menyebabkan penyakit semai (dumping off). Colletotrichum truncatum adalah cendawan patogen penyebab penyakit antraknosa pada kedelai. Cendawan ini dapat terbawa oleh biji yang terbentuk di dalam polong yang terinfeksi. Jika biji yang sakit tersebut berkecambah, pada keping bijinya akan terjadi bercak-bercak hitam mengendap yang pada cuaca lembab membentuk massa spora berwarna merah jambu. Kecambah ini menjadi sumber infeksi bagi tanaman-tanaman sekitarnya (Semangun, 1989).








IV.   KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1.    Benih yang diuji dalam praktikum kali ini memiliki potensi terserang penyakit akibat patogen yang terbawa oleh benih itu sendiri
2.    Jamur patogen pada kacang tanah dengan hifanya memiliki konidiofot berbentu lingkaran, begitu pula dengan jamur patogen pada kacang kedelai







DAFTAR PUSTAKA


Baharudin, Purwantara A, Ilyas S, dan Suhartanto MR. 2012. Isolasi dan Identifikasi Cendawan Terbawa Benih Kakao Hibrida. J. Littri. 18(1): hlm 40–46

Ilyas S, Kadir TS, Yukti AM, dan Fiana Y. 2007. Efektivitas Pestisida Nabati dan Agens Hayati dalam Mengendalikan Patogen Terbawa Benih Padi secara In-Vitro. Apresiasi Hasil Penelitian Padi

Sudrjat DJ & Nurhasybi. 2007. Pengembangan Metode Pengujian dan Standar Mutu Benih dan Bibit Tanaman Hutan. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor

Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta










0 comments:

Post a Comment

 
Envy White Rose Blogger Template by Ipietoon Blogger Template