(Laporan Praktikum Bioekologi Penyakit
Tanaman)
Oleh
Indah Dewi Saputri
1414121109
Kelompok 1
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bioekologi
penyakit tanaman merupakan mata kuliah yang amat berpengaruh untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa mengenai penyebab penyakit tanaman dan penyakit tanaman itu sendiri.
Sebuah dasar yang sangat penting, mengingat urgensinya yaitu mikroorganisme
sebagai penyebab sehat dan penyakit, agen pendaur ulang di alam, simbion
tanaman penghasil pangan, dll.
Dalam
mempelajari Bioekologi penyakit tanaman, tentu saja banyak yang harus di
perdalam melalui pengalaman empirik yang bisa di dapat melalui praktikum di
laborarorium yang bersangkutan. Untuk Itu mahasiswa harus mengetahui apa itu
gejala dan tanda penyakit serta perbedaannya, karena hal ini akan selalu
dibahas dalam perkuliahan bioekologi penyakit tumbuhan.
Dalam
kegiatan praktikum kali ini mahasiswa diberi kesempatan untuk dapat mengenal
dan mengetahui morfologi patogen secara mikroskopis, dan mempelajari cara-cara
penularan penyakit.
1.2
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah :
1.
Mengenal dan mengetahui morfologi
patogen secara mikroskopis
2.
Mempelajari cara-cara penularan penyakit
(Inokulasi buatan)
II.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
2.1
Waktu
dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktikum
ini adalah pada tanggal 20 Oktober 2015, pukul 13.00 - 15.00 WIB di
laboratorium ilmu penyakit tanaman jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung.
2.2
Alat
dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, mikroskop majemuk,
kaca preparat, jarum pentul, dan pipet tetes, nampan, sedotan, selotip, tisu,
plastik wrap, gabus plastik, dan jarum ose.
Sedangkan
bahan yang digunakan adalah air dan biakan hasil isolasi.
2.3
Cara
Kerja
Adapun
cara kerja dalam praktikum ini adalah :
1.
Nampan disiapkan dan diletakan tisu yang
sudah dibasahi dengan air
2.
Setelah itu diletakan sedotan diatas
tisu basah tersebut
3.
Cabai sehat diambil, dan dilukai 3 diantaranya.
4.
Biakan hasil isolasi sebelumnya diambil
dan diletakan di atas cabai sehat, lalu direkatkan dengan selotip.
5.
Nampan ditutup menggunakan plastik wrap
6.
Dilakukan pengamatan sebanyak tiga kali
dan dicatat hasilnya.
III.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Pengamatan
Berikut hasil yang kami dapatkan :
3.1.1
Pengamatan Mikroskopis
No
|
Foto
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
![]() |
Hifa
Colletotricum truncatum berbentuk
bulan sabit bersekat.
|
|
2
|
![]() |
Biakan
berwarna hijau yang ditemukan bersama dengan patogen, diduga adalah jamur Tricoderma sp
|
3.1.2
Pengamatan Inokulasi Patogen
No
|
Foto
|
Keterangan
|
1
|
![]() |
Pengamatan pertama,
belum terlihat perubahan pada cabai dan patogen yang diinokulasi.
|
2
|
![]() |
Terlihat konidia
berwarna putih, namun masih sedikit.
|
3
|
![]() |
Konidia tersebut
semakin terlihat jelas, namun tidak tampak perubahan lainnya pada cabai dan
patogen. Tisu yang ada dinampan sudah kering, sehingga keadaan tidak lembab.
|
1.1
Pembahasan
A.
Tahapan Postulat Koch
Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik
merupakan penyebab penyakit tertentu. Kritera ini dikenal
dengan Postulat Koch, yang menjadi garis penunjuk dan sampai kini masih
dipakai dalam mencari bukti bahwa suatu penyakit disebabkan oleh jasad renik
tertentu.
Postulat
koch, langkah-langkah kerjanya:
1. Patogen
harus selalu didapatkan berasosiasi dengan tanaman sakit
2. Patogen
dari tanaman sakit harus dapat diisolasi dan ditumbuhkan pada media
biakan
murni
3. Patogen
yang tumbuh pada biakan murni harus dapat direinokulasikan dan
ditumbuhkan
pada tanaman yang sakit terdahulu
4. Patogen
pada tanaman sakit akibat reinokulasi harus dapat di reisolasi dan
dapat
ditumbuhkan pada biakan murni
Isolasi patogen adalah proses pengambilan
patogen dari lingkungan asalnya dan menumbuhkan di medium buatan sehingga
diperoleh biakan murni.
Dilihat dari praktikum yang kita lakukan sama halnya
yang dijelaskan dalam definisi isolasi, kita mengambil tanaman yang mempunyai
gejala dan tanda penyakit lalu di isolasi ke media biakan murni kemudian hasil
isolasi tersebut diamati di bawah mikroskop, amati bentuk, warna dan ciri-ciri
mikroba tersebut.
Adanya kriteria tersebut
menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri dan cendawan penyebab berbagai
penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Postulat –
postulat tersebut diatas berlaku untuk patogen yang bukan tergolong ke dalam
parasit obligat.
Untuk melaksanakan postulut
Koch diperlukan cara bekerja khusus :
1. Isolasi penyebab
penyakit dari bagian koch tanaman yang sakit dan
mengadakan
pembiakan murni.
2. Mempelajari sifat-sifat penyebab penyakit dalam biakan
murni (Epi, 2009).
Teknik Postulat Koch meliputi empat
tahapan, yaitu asosiasi, isolasi, inokulasi, dan reisolasi. Asosiasi yaitu
menemukan gejala penyakit dengan tanda penyakit (pathogen) pada tanaman atau
bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu membuat biakan murni pathogen pada
media buatan (pemurnian biakan). Inokulasi adalah menginfeksi tanaman sehat
dengan pathogen hasil isolasi dengan tujuan mendapatkan gejala yang sama dengan
tahap asosiasi. Reisolasi yaitu mengisolasi kembali patogen hasil inokulasi
untuk mendapatkan biakan patogen yang sama dengan tahap isolasi (Adnan, 2009).
B.
Konidia Colletotricum truncatum
Konidium hialin, berbentuk tabung silindris,
ujung-ujungnya tumpul, atau bengkok seperti sabit. Jamur membentuk banyak
klerotium dalam jaringan tanaman sakit atau dalam medium biakan. Daur penyakit
ini awalnya jamur pada buah masuk ke dalam ruang biji kemudian menginfeksi
biji. Nantinya jamur akan menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah sakit.
Jamur menyerang daun dan betang, nantinya dapat menginfeksi buah-buah. Tanaman
yang sedang tumbuh jarang diserang oleh jamur, tetapi memakaitanaman ini untuk
bertahan sampai terbentuk buah hijau. Jamur juga dapat mempertahankan diri
dalam sisa-sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin (Semangun,
1989). Menurut Eric Mckenzie (2013) Konidia
Colletotrichum capsici berwarna abu-abu keputihan, melengkung seperti bulan
sabit dan berakhir meruncing pada kedua ujungnya.
C.
Hasil Pengamatan
Pada
pengamatan secara mikroskopis ditemukan bahwa colletoricum truncatum memiliki hifa yang berbentuk bulan sabit
bersekat, dan berwarna putih kemerahmudaan karena masih muda. Pada umumnya
konidia patogen ini berwarna abu-abu keputihan. Sedangkan pada percobaan
inokulasi patogen, ditemukan bahwa pada hari pertama belum terlihat perubahan
pada cabai yang diinokulasi, pada pengamatan kedua ditemukan konidia berwarna
putih, dan pada pengamatan ketiga, konidia tersebut semakin terlihat jelas.
Pada
percobaan ini, hasil inokulasi tidak terlihat begitu jelas, karena keadaan
nampan yang kurang lembab. Selain itu selotip yang digunakan juga terlepas
beberapa saat setelah proses inokulasi.
IV.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum kali ini adalah :
1.
Hifa Colletotricum truncatum berwarna
merah muda saat masih muda dan berwarna abu-abu keputihan setelah tua.
2.
Pada inokulasi buatan, patogen masuk
melalui lubang yang dibuat memalui pelukaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Abdul Muin. 2009. Ilmu Penyakit Tumbuhan Dasar. Bogor:
Departemen Proteksi Tanaman IPB
Epi. 2009. Teknik
Isolasi. http://www.scribd.com/. Diakses pada tanggal 2
Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB
McKenzi,
Eric. 2013.Colletotrichum capsici. http://www.padil.gov.au/maf-border/pest/main/143014/51022 Diakses pada tanggal 2
Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB
Semangun,
Haryono. 1989. Penyakit-penyakit
Tanaman Hortikultura di Indonesia.Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress.